Rabu, 04 Februari 2009

Upacara Bendera



By: Agus Hermawan


Sebagai salah seorang fasilitator kurikulum Direktorat PSMA saya mendapat tugas untuk memfasilitasi kegiatan Bimtek (Bimbingan Teknis) Kurikulum di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Pelaksanaan bimtek selama empat hari dari 26 sampai 29 Mei 2008 dengan peserta sekira seratus orang dari sepuluh SMA yang diundang. Kegiatan disambut dan diikuti peserta dengan penuh antusias, maklum banyak diantara peserta yang masih belum memahami secara utuh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mulai diberlakukan pada tahun 2006.

Pembaca, saya tidak membicarakan secara khusus tentang materi maupun pelaksanaan kegiatan bimtek di atas. Saya justru ingin menyampaikan sebuah kejadian (belum pernah saya alami) yang menimpa saya selaku fasilitator (tamu) dari pusat (maksudnya Depdiknas).

Minggu, 27 Mei sore Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Maros meminta saya untuk memberikan pembinaan pada upacara Senin pagi besok. Tentu saja sebagai seorang guru memberikan pembinaan pada upacara bendera bukan barang baru oleh sebab ini saya langsung menyanggupi.

Di hotel, selain mengerjakan tugas-tugas sebagai pelengkap laporan saya berusaha mencari inspirasi materi apa yang akan saya sampaikan besok dalam upacara. Pikiran saya menghendaki materi yang unik dan menggugah agar upacara besok pagi bermakna buat seluruh siswa. Namun, sampai pagi hari inspirasi belum muncul. Tak mengapa daripada terus dipikirkan lebih baik tidur agar kondisi badan esok hari kembali fit.

Beberapa menit sebelum upacara berlangsung, saya singgah dahulu ke ruang Kepala Sekolah. Ajaib. Otak saya langsung berselancar ketika melihat ratusan penghargaan (piala, plakat, dan sejenisnya) yang dicapai siswa-siswi SMAN 1 Maros ini. Ada penghargaan untuk juara cerdas cermat dan pidato bahasa Inggris, sepakbola, dance, cipta lagu, nasyid, dan berbagai penghargaan akademis maupun non akademis lainnya.

Otak saya langsung memunculkan sebuah topik sebagai bahan upacara pagi ini, Multiple Intelligences. Ya, kecerdasan majemuk sangat cocok sebagai materi untuk menggambarkan aneka prestasi yang telah dicapai siswa-siswi di sini. Sekaligus sebagai pengetahuan dan motivasi bagi mereka yang belum berkontribusi bagi almamaternya.

Maka meluncurlah: kecerdasan matematik-logik, linguistik, musik, spasial, kinestetik, natural, interpersonal, dan intrapersonal dari mulut saya.

”Anak-anak, pada diri kita sesungguhnya terdapat aneka kecerdasan yang apabila dicuatkan secara optimal akan membuat kita menjadi manusia cerdas. Pertama, kecerdasan matematika-logik. Orang yang mampu mengoptimalkan kecerdasan ini nampak pada prilaku belajarnya yang lebih serius dan menyukai matapelajaran kimia, fisika, ekonomi-akuntansi, dan matematika. Kecerdasannya nampak ketika nilai-nilai ulangan matapelajaran ini dicapai dengan tinggi. Ke depan orang-orang yang mampu mencuatkan kecerdasan ini akan menjadi ahli di bidang auditor, akuntan, ahli matematika, ilmuwan, ahli statistik, guru ilmu alam, dan lain-lain.”

”Kedua, kecerdasan linguistik. Kalian yang telah memeroleh penghargaan dibidang lomba pidato, cerdas cermat bahasa atau kalian yang selama ini hobi menekuni dunia kepenulisan, baik nulis puisi, cerpen, artikel adalah orang-orang yang telah mencuatkan kecerdasan ini. Profesi orang yang memiliki kecerdasan ini tidak akan jauh dari editor, penyiar radio/TV, penulis, pengacara, guru bahasa, pustakawan, jurnalis, penerjemah, dan lain-lain.”

”Kecerdasan yang ketiga adalah spasial. Kalian yang pernah memeroleh penghargaan dibidang menggambar, melukis, membuat presentasi visual, mewarnai, memotret, menghias, membuat film dokumenter adalah contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial menonjol. Profesi kalianpun tak akan jauh sebagai insinyur, arsitek, ahli tata letak kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung dan lain-lain.”

”Nah, kalian yang hobi bernyanyi, memainkan alat musik, berimprovisasi, menggubah lagu, menyusun aransemen, mendengarkan, membedakan nada, dan telah mendapat penghargaan disekitar musik berarti dalam diri kalian kecerdasan musiknya menonjol. Profesi dimasa depannya tidak akan jauh sebagai musisi, pembuat alat musik, penulis lagu, teknisi studio musik, pengarah koor, penyanyi, guru musik, dan lain-lain.”

”Siapa diantara kalian yang pernah mendapat penghargaan dalam bidang olahraga atau tari? Kecerdasan yang kelima berkaitan dengan olah tubuh misalnya, berpantomim, menari, berolahraga, dan lainnya. Profesi dimasa depan misalnya sebagai penari, aktor, model, atlet, penata tari, guru olahraga.”

”Kalian mengenal Charles Darwin, Steve Irwin atau Panji? Nah, mereka merupakan contoh manusia yang memiliki kecerdasan natural tinggi, buktinya mereka sangat menyukai dan mencintai alam. Bila kalian saat ini memiliki hobi seperti halnya ketiga orang di atas maka pada diri kalian kecerdasan ini mencuat optimal. Kalian akan berprofesi tidak jauh sebagai dokter hewan, hortikulturis, ahli biologi, dan lainnya.”

”Kecerdasan ketujuh dan kedelapan berkaitan dengan bagaimana kamu bisa bergaul, bersahabat, bahkan dapat membantu menyelesaikan problem orang lain serta bagaimana kamu merenungkan siapa diri kamu, dari mana dan mau kemana kelak kamu, bekerja sendiri, ini berkaitan dengan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Mereka yang cerdas interpersonal biasanya akan berprofesi sebagai direktur, manajer, kepala sekolah, konselor, pegawai public relation, pramuniaga , dan lainnya. Sementara mereka yang cerdas intrapersonal biasanya sebagai psikolog, pemuka agama, perencana program, dan lainnya.”

Nah, setelah uraian ’teori’ di atas selanjutnya saya sampaikan bagaimana menggali dan mengoptimalkan kecerdasan yang ada pada diri mereka sedini mungkin dan tidak pupus oleh suatu kejadian yang bisa memupuskannya.

Pembaca, alhamdulillah dari mimik muka dan konsentrasi mereka, sepertinya mereka mendapat sesuatu yang baru. Artinya, walaupun materi yang saya paparkan sesungguhnya tidak aktual namun bagi mereka seolah merupakan tools baru untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan.

Setelah memberikan pembinaan saya diminta untuk menyerahkan penghargaan dari komite sekolah kepada dua siswa yang berhasil menjadi pasangan siswa teladan seprovinsi Sulawesi Selatan dan mereka akan mewakili provinsinya di tingkat nasional.

Lengkap sudah perjalanan saya ke Kabupaten Maros. Pertama, alhamdulillah telah membantu lebih dari seratus guru dan kepala sekolah dalam memahami kurikulum, kedua insya Allah memberikan wawasan baru bagi siswa-siswi di SMA Negeri 1 Maros, dan ketiga turut menyampaikan penghargaan kepada siswa berprestasi. Semoga apa-apa yang saya curahkan di Maros dengan izin Allah Swt. melekat pada pikiran seluruh insan yang terlibat. Amin.

So, bagaimana dengan pembaca? Apakah pembaca telah memberi kontribusi dalam bentuk prestasi buat instansi masing-masing? Bila belum, pada diri pembaca masing-masing terdapat ratusan “bibit” prestasi yang siap dicuatkan.